
Panggil saja Gejot, nama beken dari seorang anak muda yang memiliki nama lengkap Dedi Suhandi (32). Pria yang suka menulis ini sangat suka minum kopi, sehingga dari kesenangannya itu ia mampu membuka kedai kopi sendiri yang diberi nama ‘Kedai Kopi Akar Tangkal’.
Penamaan Akar Tangkal sendiri, kata Gejot, karena terinspirasi kalau dikehidupan dirinya lebih memilih menjadi akar, daripada menjadi batang maupun tangkai. “Karena akar itu kuat, menjadi pondasi dari sebuah struktur pohon kehidupan,” terangnya saat di temui di Kopi Akar Tangkal Coffee Shop depan Puskesmas Padasuka, tepatnya di Jalan Gunung Dempak RT 02 RW 02 Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, Kamis (22/6).
Ia membangun kedai kopi sejak Tahun 2019, dimulai buka dari rumahnya kemudian bangkrut, buka lagi di gerbang Perum Mekarsari kemudian bangkrut lagi karena waktu itu lagi musim Covid-19 dan saat ini buka di depan Puskesmas Padasuka sejak Januari 2023.
“Awalnya suka ngopi, karena terasa manfaatnya, apalagi saat dipakai kerja sebagai wartawan. Karena menulis itu butuh konsentrasi, ketelitian, jadi ketika minum kopi merasa ide-ide atau inspirasi itu muncul,” terang Gejot.
Ia menjelaskan, belajar menjadi barista secara otodidak sejak tinggal di Jakarta. “Awalnya saat di Jakarta ada teman yang buka kedai kopi, kemudian sambil nongkrong disana sambil belajar bikin kopi sendiri. Terus belajar otodidak hingga akhirnya buka kedai kopi sendiri,” kata pria kelahiran 1992 ini.
Di kedai kopi yang sudah buka sepanjang 4 tahun ini, ia hanya menjual minuman saja. Mulai dari produk yang utama kopi, mix drink hingga milk shake. Harga dibandrol mulai dari Rp8.000 hingga Rp17.000 per gelasnya.
Sejak awal, ia membuka kedai kopi secara mandiri, mulai dari menyiapkan hingga menyajikan dilakukannya sendiri.
“Harapannya bisa punya tempat sendiri yang layak dan lebih representatif untuk dijadikan kedai kopi, parkiran luas dan tempat yang nyaman bagi pengunjung,” katanya.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya tempat nongkrong seperti kedai kopi yang dikelolanya, bisa menambah wahana baru untuk mendukung Kabupaten Sumedang sebagai tujuan wisata. “Karena setiap tujuan pariwisata pasti disitu harus di iringi dengan pertumbuhan kulinernya, termasuk salah satunya tempat nongkrong untuk sekedar ngopi,” tukasnya.