Ketua Umum Persit KCK Jadi Bunda Asuh Stunting, Kepala BKKBN Apresiasi Aplikasi e-Stuntad dan e-Posyandu yang digagas Mabes TNI AD.
TAHUEKSPRES, BANDUNG – Ketua Umum Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana (KCK) Rahma Dudung Abdurachman menjadi Bunda Asuh Anak Stunting. Rahma Dudung Abdurachman dilantik langsung oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) III/Siliwangi Kota Bandung, Kamis (14/9/2023) malam.
Pengukuhan berlangsung bersamaan dengan rangkaian kegiatan Wawangi Wangsit Siliwangi sebagai bagian dari kunjungan kerja Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman di wilayah Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi yang meliputi Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Pada kesempatan tersebut, Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi tinggi atas kiprah Persit KCK dalam membantu pemerintah untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
“Ini bukan hanya pengukuhan, melainkan juga pemberian penghargaan dari BKKBN kepada Ketua Umum Persit KCK yang telah berjasa besar dalam upaya percepatan penurunan stunting,” ungkapnya.
Hasto berharap posyandu milik Persit KCK mampu menjadi sister posyandu bagi posyandu umum di luar Persit, serta melalui keterlibatan Persit KCK, Hasto optimistis target penurunan stunting bakal tercapai lebih cepat.
“Saat ini prevalensi stunting kita masih 20,6 persen. Itu data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 lalu. Bulan ini sedang berjalan pendataan SSGI 2023. Kami menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun menjadi 18 persen pada tahun ini dan turun lagi menjadi 14 persen pada 2024 mendatang. Angka 14 persen ini merupakan target yang telah ditetapkan pemerintah dalam RPJMN 2019-2024,” papar Hasto.
Adapun saat ini Persit KCK telah menerapkan teknologi informasi dalam tata kelola dalam penanganan stunting melalui aplikasi e-Stuntad dan e-Posyandu yang diluncurkan KSAD awal September 2023. Hasto secara khusus mengapresiasi aplikasi e-Stuntad dan e-Posyandu yang digagas Mabes TNI AD.
“aplikasi ini untuk memudahkan prajurit TNI AD dan keluarganya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya, dalam mengakses layanan kesehatan. Inisiatif ini juga dimaksudkan untuk terus menurunkan angka stunting,” katanya.
Aplikasi cerdas e-Stuntad ini memungkinkan pendeteksian wilayah-wilayah dengan angka stunting yang terbilang masih tinggi dapat lebih mudah.
Data yang diperoleh tersebut merupakan laporan para babinsa yang mendata langsung kondisi di lapangan. Adapun aplikasi e-Posyandu merupakan aplikasi berbasis data pemantauan terkait informasi kondisi kesehatan ibu hamil dan balita, serta laporan tumbuh kembang balita yang dapat dilakukan secara real time dan interaktif.