Pasca Seruan Padjadjaran Selamatkan Demokrasi, Mahasiswa Unpad Siap Turun ke Jalan
TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Civitas akademika Unpad yang terdiri dari, Guru Besar, Dosen, Mahasiswa, dan Alumni dari Universitas Padjadjaran (Unpad) menyampaikan Seruan Padjajaran bertajuk “Selamatkan Negara Hukum yang Demokratis, Beretika dan Bermartabat”. Naskah Seruan Padjadajaran dibacakan oleh Ketua Senat Akademi Unpad, Prof. Ganjar Kurnia.
Ketua BEM Universitas Padjadjaran (Unpad) terpilih Fawwaz Ihza Mahenda mengatakan bahwa demokrasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sedang tidak baik-baik saja.
“Hari ini, kita semua sama-sama menyaksikan bahwa demokrasi di Indonesia sedang dalam keadaan darurat di bawah kendali aparatur penyelenggara Negara sekaligus kepala pemerintahan yakni Presiden Joko Widodo,” kata Fawwaz saat diwawancarai oleh wartawan TahuEkspres, Minggu (4/2/2024).
Fawwaz juga mengatakan Fenomena-fenomena sosial, politik, ekonomi, dan hukum belakangan ini adalah sebuah rangkaian dari menurunnya kualitas demokrasi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo terutama indeks persepsi korupsi.
“Indeks Persepsi Korupsi yang semakin memburuk, pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui penempatan pimpinan-pimpinan dekat dengan lingkaran kekuasaan sehingga berasosiasi terhadap tumpulnya tindak penegakan korupsi, penyusunan Omnibus Law sebagai karpet merah investasi yang prosesnya jauh dari partisipasi publik, nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan dalam syarat capres-cawapres dalam pemilu oleh Mahkamah Konstitusi,” kata Fawwaz.
Fawwaz juga menerangkan bahwa kritikan berbentuk petisi yang dibacakan oleh Civitas akademika Unpad merupakan bukti bahwa demokrasi di Negara Indonesia dalam keadaan tidak baik-baik saja.
“Oleh karena itu, Petisi, Seruan, atau Pernyataan yang digaungkan oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya Unpad, merupakan bukti konkret bahwa pejabat Negara Indonesia sebagai penyelenggara Negara berada dalam keadaan darurat etika, moral, dan tingkah laku dalam menjalankan aktivitasnya,”
Terakhir Fawwaz menegaskan bahwa langkah yang dilakukan oleh civitas akademika Perguruan Tinggi tidak main-main, sehingga mengritik secara langsung lewat petisi.
“Seluruh civitas akademika Perguruan Tinggi sebagai insan intelektual dan berperan layaknya pagar keidealan konsepsi bernegara dan bermasyarakat sampai memutuskan turun gunung untuk menampar dan menyadarkan para penyelenggara Negara,” pungkasnya.