Sempat Diguncang Gempa Hebat, BMKG Temukan Sesar Baru di Sumedang
Gempa 4.8 M yang mengguncang Kabupaten Sumedang pada Minggu 31 Desember 2023 lalu sempat menjadi misteri perihal darimana sumber gempa tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun terus mengidentifikasi penyebab gempa tersebut.
Hingga akhirnya BMKG menemukan lekukan sepanjang 2.5 Km yang berpotensi sebabkan kembali gempa bumi di Kabupaten Sumedang. Lekukan sepanjang 2,5 Km tersebut diberi nama Sesar Sumedang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, saat memberikan keterangan di Gedung Negara Sumedang, Jum’at (23/2/2024)
Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman, menerima langsung dokumen yang diberikan oleh BKMG. Teguh Rahayu menjelaskan dalam dokumen yang dibawanya tersebut bahwa gempa 4.8 M di Sumedang pada pada Minggu 31 Desember 2023 tersebut memiliki intensitas guncangan tanah terbesar mencapai level VI. Berdasarkan survei mikrotometer dihasilkan nilai distribusi nilai frekuensi yang bervariasi untuk beberapa Kecamatan di Kabupaten Sumedang.
“Lekukan yang panjangnya sekitar 2,5 Km dan kemarin kebetulan kita juga fokus subjeknya ada di wilayah Sumedang yang terdampak seperti beberapa kecamatan yang terdampak ini yang kemarin kita survey,” kata Rahayu.
Lebih lanjut, Rahayu menerangkan, lekukan sepanjang 2,5 Km tersebut berada tepat di bawah kota Sumedang sehingga tidak dapat terlihat dari permukaan.
Ia pun menyampaikan meskipun sejauh ini tidak tercatat gempa susulan untuk di wilayah Sumedang, akan tetapi Ia menekankan untuk selalu berhati-hati karena gempa bumi tidak dapat di prediksi dan gempa susulan ini bisa saja berpotensi terjadi.
“Sampai sekarang udah terakhir di bulan-bulan ini, kita udah tidak mencatat gempa susulan untuk Sumedang sendiri namun sekali lagi kita tekankan bahwa gempa belum bisa kita prediksi dan gempa susulan ini bisa saja berpotensi terjadi,” tegas Rahayu.
Ia berpesan meskipun bencana alam tidak bisa dihindari, namun menurutnya hal yang bisa dilakukan saat ini diantaranya menghasilkan data-data yang dapat menjadi rujukan baik tata ruang atau wilayah.
“Seperti yang di tekan kan bahwa kita tidak bisa menghindari terjadinya bencana ataupun gempa yang bisa kita lakukan adalah membuat mitigasi yang pertama yang kedua adalah welding code -nya, sehingga kita menghasilkan data mikrozonasi ini untuk rujukan baik tata ruang atau wilayah bagaimana welding code ketika bangunan didirikan,” kata Rahayu.