‘The Next B.J. Habibie’ Ada di Sumedang, Mampu Ciptakan Teknologi Penerbangan Terbaru dan Satu-satunya di Indonesia

Muhammad Ihsan Ismail, anak muda kelahiran Sumedang, 3 Februari 1995, asal Dusun Citimun RT 03/01 Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang mampu menciptakan teknologi terbaru didunia penerbangan.
Selain inovatif, teknologi yang diciptakan oleh Ihsan juga menjadi pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia saat ini.
Ihsan lahir dari pasangan Juju dan Hodiah, memiliki adik yang sama-sama kuliah di jurusan penerbangan. Berikut profil lengkapnya :
Nama : Muhammad Ihsan Ismail
TTL : Sumedang, 3 Februari 1995
Nama Ayah : Juju
Nama Ibu : Hodiah
Adik : Muhammad Fikri
Status : Belum Menikah
Alamat : Dusun Citimun RT 03 RW 01 Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
Keahlian : Elektronik Penerbangan
Pendidikan : SD Citimun 1, SMPN 2 Cimalaka, SMAN 1 Sumedang, S1 – Universitas Nurtanio Bandung Jurusan Avionics (Aviation Electronic) atau Elektronik Penerbangan, Universitas Telkom Jurusan Teknik Elektronika Semester 3 (Cuti)
Pengalaman Kerja : Flight Lituania Sebagai Teknisi Avionics (Januari 2020-Juli 2021), Hiber Tech sebagai Pendiri (Mulai Agustus 2021).
Kecintaannya didunia penerbangan, pengakuan Ihsan berawal dari saudaranya yang menjadi Anggota TNI AU bagian Teknisi Pesawat.
Karena diketahui Ihsan sangat senang didunia komputer dan elektronik, oleh keluarganya itu disarankan untuk masuk disekolah penerbangan.
“Akhirnya saya masuk di Jurusan Elektronik Penerbangan, berawal dari riset untuk kebutuhan skripsi dan membantu skripsi teman-teman kuliah juga saya mulai fokus dan menyukai dunia penerbangan,” tuturnya kepada wartawan saat ditemui di Kantornya, Senin (31/10).
Setelah itu, kemudian Ihsan mulai bekerja di Flight Lituania Cabang Indonesia, sebagai Teknisi Avionics, dari Bulan Januari 2020 hingga Juli 2021.
“Setelah pengalaman kerja, mulai terinspirasi membuat alat-alat kebutuhan penerbangan,” kata Ihsan.
Berbekal pengalaman riset saat kuliah dan menerapkan ilmunya didunia kerja. Menjadikan inspirasi bagi Ihsan untuk membuat sebuah produk inovatif di dunia penerbangan.
Saat ini, dalam mengembangkan produk teknologinya, Ihsan membangun perusahaan sendiri yang diberi nama Hiber Tech, fokus di produk inovasi teknologi, mulai dari produk elektronik penerbangan, dan teknologi lainnya yang berbasis elektronik.
Selain itu juga perusahaan yang dibangun Ihsan menyediakan jasa reparasi elektronik, terutama barang-barang elektronik penerbangan.
Ihsan mengaku, ia pernah ditawari juga untuk kerja diluar negeri dengan gaji fantastis hingga puluhan juta.
Tapi saat ini Ihsan masih fokus dengan Hiber Tech, perusahaan yang dirintisnya didunia penerbangan.
Adapun produk yang sudah dibuat oleh Ihsan saat ini sudah banyak, mulai dari produk sesuai permintaan klient maupun produk yang ia bikin atas dasar idenya sendiri untuk dipasarkan.
Pertama, Air Data Tester, alat untuk menguji indikator ketinggian dan kecepatan pesawat. Dibandrol dengan harga Rp. 35.000.000.
Multi Temperatur Tester, alat untuk menguji indikator temprature pesawat, yaitu Exhaust Gas Temprature dan Turbin Outlet Temprature. Dibandrol dengan harga Rp. 25.000.000
Produk tersebut, kata Ihsan, dibuat untuk menguji indikator pesawat terbang didarat. Berguna untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya indikator tersebut sebelum pesawat diterbangkan.
“Jadi sebelum pesawat itu diterbangkan, harus diuji dulu, alat-alanya berfungsi apa tidak, nah di ujinya kan tidak saat terbang, tapi harus didarat, caranya pakai alat itu,” kata Ihsan.
Selain itu juga, kata Ihsan, dirinya mampu membuat alat indikator yang dipasang langsung di pesawat terbang untuk mengetahui sikap dan arah pesawat.
Pertama Attitude Indikator, adalah alat untuk mengetahui sikap pesawat saat terbang. Dengan alat ini pilot bisa mengetahui kapan saat pesawat naik, turun atau belok. Dibandrol dengan harga Rp. 12.000.000.
Heading Indikator, adalah alat untuk mengetahui arah kepala pesawat menghadap kemana. Artinya dengan alat ini, pilot bisa mengetahui arah kepala pesawat apakah menghadap ke barat, timur, utara atau selatan. Dibandrol dengan harga Rp. 12.000.000.

Selain itu juga, untuk kebutuhan akademik, Ihsan mampu membuat alat simulator Kokpit pesawat terbang.
Kokpit sendiri adalah sebuah ruangan khusus yang biasanya terdapat di bagian depan pesawat yang dari dalamnya pilot bisa mengendalikan dan memonitor pesawat terbang melalui layar monitor visual.
Jadi dengan alat ini, para akademisi bisa mempelajari beberapa instrumen pesawat terbang tanpa harus menerbangkan pesawat.
Dengan alat ini, para akademisi bisa mempelajari secara teknis tentang Elektronik Flights Instrumen Sistem (EFIS)
EFIS ini kata Ihsan, berfungsi untuk menampilkan secara visual melalui layar monitor seperti pada Kokpit pesawat. Adapun yang ditampilkan melalui monitor biasanya adalah sistem arah pesawat, ketinggian pesawat, kecepatan, sikap, kompas pesawat dan instrumen landing sistem (untuk membantu pilot saat pesawat landing).
“Jadi dengan alat ini, dunia pendidikan tidak perlu membeli pesawat terbang untuk mempelajari sistem elektronik pesawat. Cukup dengan alat simulator ini, mahasiswa atau pelajar bisa belajar sistem elektronik pesawat, tanpa harus menerbangkan pesawat, tapi cukup didarat diruang kelas,” tuturnya.
Ia menambahkan, alat ini berbeda dengan simulasi pilot, kalau pilot simulasi belajar menerbangkan pesawat. Alat simulasi Kokpit pesawat ini hanya mengetahui secara teknis sistem elektronik saat pesawat sedang terbang, tapi diketahuinya didalam kelas, bukan sambil menerbangkan pesawat.
Saat ini, Ihsan juga sedang mengembangkan Software Flight Data Monitor, yaitu sebuah perangkat lunak yang menggunakan bahasa pemrograman C++ untuk memvisualisasikan data dari blackbox pesawat yang sudah digenerate.

“Untuk mengenerate data dari blackbox membutuhkan alat downloader yang harganya ratusan juta. Nah software yang dibikin ini untuk memvisualisasikan data yang sudah di generate. Karena data dari blackbox sifatnya masih mentah, perlu di olah,” kata Ihsan.
Ia menjelaskan, dengan software yang dibuatnya bisa memvisualisasikan data blackbox seperti kita melihat pesawat saat terbang didalam ruangan pilot.
“Jadi kaya pilot saat lihat layar monitor diruangan Kokpit,” katanya.
Ihsan juga menerangkan, isi blackbox itu bukan hanya suara, tapi ada juga rekaman data penerbangan. Data rekaman penerbangan ini, biasanya untuk mengetahui kecepatan, sikap, ketinggian, isi bensin, tekanan oli, arah kepala pesawat, dan lainnya.
“Jadi banyak data yang direkam di blackbox, dengan data itu bisa mensimulasikan kapan pesawat itu oleng atau jatuh ketika kecelakaan, diketahuinya melalui software yang saya bikin karena terlihat jelas visualisasi monitor seperti diruangan Kokpit pilot,” tuturnya.
Menurutnya, di Indonesia hanya tersebar alat downloadernya saja dengan software bawaan secara grafik, belum divisualisasikan seperti pada monitor pada ruangan Kokpit pesawat.
“Dengan software ini lebih divisualisasikan data itu menjadi tampilan monitor Kokpit pesawat. Jadi lebih jelas kondisi pesawat dari awal hingga akhir penerbangan visualisasi dimonitor pilotnya seperti apa,” tambah Ihsan.
Software yang bisa dibilang pertama dan satu-satunya di Indonesia ini dibandrol dengan harga Rp. 100.000.000.
Biasanya, kata Ihsan, pesawat terbang selalu ada schedule maintenance, setiap berapa waktu sekali tergantung periodesasi perusahaan.
“Salah satu kebiasaan maintenance pesawat adalah menganalisa data penerbangan yang terekam di blackbox, dengan software ini bisa membantu analisis data penerbangan lebih terlihat visual seperti layar monitor pada Kokpit pesawat,” katanya.
Selain itu, Ihsan juga sudah membuat produk diluar penerbangan, diantaranya robot penyambut tamu (Contoh di Kodim 0610/Sumedang), bending besi elektrik, pemotong kabel otomatis, drone fixedwing (aeromodelling), mini lift rumah, dan lainnya.
Ihsan mengaku, untuk produk software Flight Data Monitor dan Alat Simulator Kokpit Pesawat Terbang bisa dikatakan baru pertama ada di Indonesia.
Terakhir Ihsan juga bekerjasama dengan TNI AU untuk membuat Tester Power Suply untuk Simulator Pesawat Hercules.
“Dengan alat tester ini, TNI AU jadi bisa mengetahui bagus tidaknya power suply yang digunakan oleh Simulator pesawat Hercules,” katanya.
Selain pembuatan alat juga, Ihsan menerima jasa reparasi barang elektronik pesawat terbang.
“Yang sudah menjadi klien TNI AU, TNI AL, TNI AD, FASI, Pemerintahan Desa, Pihak Swasta, dan lainnya,” kata Ihsan.
Ia juga mengaku saat ini sudah diundang untuk menjadi narasumber pada kegiatan ‘Indo AeroSpace 2022
Expo & Forum’ untuk sesi ‘Aviation Talk’ yang diselenggarakan oleh ‘Forum Dirgantara Muda’ di JIEXPO Kemayoran Jakarta, pada 2-5 November 2022 mendatang.