Nurhasan Ingatkan Bahwa Ulama Ikut Berperan dalam Kemerdekaan Bangsa
SUMEDANG – Ulama dan kaum nasionalis, ikut menjadi bagian dari pendiri bangsa yang membuat rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Dan hal itu, merupakan bentuk implementasi yang memiliki nilai wasathiyah atau moderasi dalam kehidupan beragama.
Maka dari itu, ummat Islam dan para ulamanya, merupakan salahsatu komponen penting bangsa ini. Sehingga sebagai warga Negara Indonesia, sudah sewajarna untuk ingat akan peranan penting ulama dalam mempertahankan bangsa ini.
Seperti disampaikan Anggota MPR RI Fraksi PKS, KH Nurhasan Zaidi pada Sosialisasi Empat Pilar yang digelar di Aula Sekretariat DPD PUI Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, Sabtu (19/9).
“Mereka (para ulama) itu berperan besar juga dalam mendirikan dan memerdekakan Indonesia ini. Bahkan terlibat langsung dalam BPUPKI dan PPKI, serta merumuskan Pancasila dan memperjuangkan NKRI. Diantaranya itu ada KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi dan MR. Syamsudin. Mereka juga pendiri Ormas PUI dan juga anggota BPUPKI,” ujar KH Nurhasan di hadapan para pengurus dan Keluarga Besar ormas Persatuan Ummat Islam (PUI) Sumedang yang ikut dalam acara sosialisasi.
Menurut Nurhasan, adanya sosialisasi ini penting dilakukan kepada masyarakat. Utamanya dalam mengenali nilai-nilai kebangsaan dan memberikan kesadaran ummat dalam membela bangsanya di tengah persoalan kondisi phobia khususnya Islamophobia.
“Peru diingatkan juga, bahwa Indonesia itu ada, karena tokoh-tokoh Islam dan tokoh juga kebangsaan,” tuturnya.
Disebutkan Nurhasan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan itu, dilakukkannya untuk menyegarkan kembali ingatan akan sejarah Indonesia. Dimana negara ini, warisan juga dari para ulama yang hebat.
“Karena itu kita harus mengenali lebih jauh Indonesia. Peribahasa juga mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’. Jadi kita harus berada dalam koridor Wasathiyah yang moderat dan menyejukkan, tidak berada pada Islam phobia,” jelasnya.
Sosialisasi Empat Pilar itu juga, lanjut Nurhasan, dilakukan dalam menghadapi separatisme, radikalisme, komunisme, atheisme dan liberalism. Sehingga momentum ini momentum harus dipahami dengan benar. Begitu juga, semua pihak harus menguatkan rasa nasionalisme, memperkokoh persatuan dan menjaga Indonesia. (**)