Kriminal

Terjadi Lagi, Polisi Amankan 26 Remaja yang Terlibat Perang Sarung

Sumedang – Perang sarung kembali terjadi di Kabupaten Sumedang. Dalam operasi Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) yang digelar pada Sabtu (1/3/2025) malam hingga Minggu dini hari, polisi mengamankan 26 remaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran perang sarung di Kecamatan Ganeas.

“Kami menerima laporan dari masyarakat mengenai rencana tawuran perang sarung di daerah Ganeas. Tim Kujang langsung bergerak ke lokasi dan berhasil mengamankan 26 remaja serta 16 unit motor,” kata AKP Awang, Minggu (2/3/2025).

Baca Juga :  Hiace Tabrak Truk di Tol Cisumdawu, 3 Orang Tewas di Tempat

Dari tangan para remaja tersebut, lanjut AKP Awang, polisi menyita 12 sarung yang sudah dimodifikasi sebagai alat tawuran dari 26 remaja.

“Operasi ini digelar sejak pukul 22.30 WIB dan petugas berhasil mengamankan 26 remaja yang diduga akan melakukan tawuran perang sarung di kawasan Ganeas, Sumedang,” ujar AKP Awang.

Baca Juga :  Pria Disabilitas Jadi Korban Begal di Sumedang oleh Rekan Difabel, Polisi Ringkus Pelaku

AKP Awang menyebutkan bahwa ditemukan batu didalam sarung yang dipakai untuk oerang sarung tersebut.

“Kami juga menemukan satu sarung yang di dalamnya berisi batu, yang diduga digunakan untuk melukai lawan saat tawuran,” tambahnya.

Selain mengamankan para remaja, polisi juga melakukan patroli di sejumlah titik rawan balap liar dan kejahatan jalanan.

“Petugas ditempatkan di beberapa lokasi strategis untuk mencegah gangguan kamtibmas seperti balapan liar,” ucapnya.

Baca Juga :  Polisi Tangkap 4 Tersangka Curas di Cimalaka Sumedang, Dua Orang Eksekutor

Sebagai bentuk pembinaan, sambung AKP awang, remaja yang terlibat diberikan sanksi sosial, guna memberikan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Anak-anak yang terlibat, disuruh membuat surat pernyataan, dipanggil kedua orang tua, dipanggil Ketua RT RW setempat, buat testimoni tidak mengulangi perbuatan dan dikembalikan pembinaan oleh keluarga beserta perangkat pemerintah desa setempat,” pungkasnya.

2 Comments

  1. Kembali lagi kasus tawuran remaja untuk kesekian kalinya. Remaja yang memiliki potensi besar untuk mengubah kondisi masyarakat, sangat disayangkan karena malah kembali berulah melakukan hal negatif. Mengapa hal ini terus terjadi? Banyak faktor yang bisa mempengaruhinya, dari mulai keluarga, lingkungan sekitar, bahkan bisa jadi karena aturan yang ditegakkan belum membuat remaja itu jera.

  2. Bagi orang yang memahami dan mempercayai pada agama, yaitu ajaran langsung datang dari Tuhan, maka akan mengatakan bahwa membangun bangsa tanpa memperbaiki akhlaknya tidak akan berhasil. Akhlak mulia adalah kunci untuk meraih segala kemuliaan hidup. Tanpa akhlak mulia maka kehidupan ini akan kacau balau dan tidak akan terjadi keadilan yang didambakan oleh semua orang.

    Tanpa akhlak mulia maka, mereka yang kuat akan menindas yang lemah, mereka yang pintar akan mengakali yang bodoh, mereka yang kaya akan menindas yang miskin, penguasa yang tidak berakhlak mulia akan selalu berbuat dhalim, dan seterusnya. Akhlak adalah merupakan kunci lahirnya masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera.

    Mungkin saja tanpa akhlak mulia, suatu masyarakat akan maju di bidang ekonomi, dan bahkan juga ilmu pengetahuan dan teknologinya. Mereka akan meraih kemakmuran, kesejahteraan, berhasil menciptakan apa saja yang baru dan juga mungkin bermanfaat bagi kehidupan. Misalnya, mampu membuat mobil, pesawat terbang, alat komunikasi yang amat canggih, dan lain-lain, tetapi belum tentu berhasil melahirkan kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam pengertian yang sebenarnya.

    Banyak contoh negara yang disebut maju, tetapi sehari-hari juga berhasil menciptakan musuh, mengadu domba, membuat kesan bahwa seolah-olah menolong tetapi sebenarnya justru menjadikan negara yang ditolong justru tidak berdaya. Lebih jelas lagi, dalam skala kecil, tanpa akhlak mulia, ternyata orang mengalami kegagalan di dalam membangun keluarga, anak keturunannya tidak jelas, dan apalagi memahami makna kehidupan yang sebenarnya. Keadaan seperti itu dijalani oleh karena mereka tidak memperhatikan akhlak mulia.

    Bagi umat Islam hal tersebut sudah menjadi keyakinan, bahwa tanpa akhlak mulia maka kehidupan, yaitu mulai keluarga, lingkungan, dan bahkan bangsa atau negara, tidak akan meraih kebahagiaan yang sebenarnya. Akhlak mulia selalu menjauhkan diri dari hal-hal merusak dan mencelakakan, yaitu tidak amanah, berbohong, memfitnah, mengadu domba, kikir, hasut, takabbur, terlalu mencintai harta, tidak peduli pada orang lain, dan sejenisnya. Manakala sifat-sifat yang dimaksudkan itu berhasil dijauhkan dari masyarakat, maka ketenteraman akan terjadi dengan sendirinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button