DarmarajaSosialSumedang

Kades Pakualam Siap Bangun Rumah untuk Keluarga yang Berjalan Kaki Banyuwangi-Sumedang

Kepala Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Sopian Iskandar, mengaku prihatin atas nasib satu keluarga yang berjalan kaki dari Banyuwangi menuju Sumedang karena tidak memiliki ongkos pulang.

Setibanya di Kabupaten Lamongan, keluarga tersebut diketahui oleh seorang anggota polisi pemilik akun TikTok @purnomobelajarbaik_. Video yang diunggah terkait kisah perjalanan mereka kemudian viral pada Rabu (8/1).

Keluarga Sutisna akhirnya difasilitasi pulang ke Sumedang menggunakan bus oleh Purnomo pada Kamis (9/1). Selain itu, perjalanan keluarga tersebut juga mendapatkan uang bekal dari Wakil Bupati Sumedang terpilih, Fajar Aldila, yang dititipkan melalui transfer bank.

Diketahui, Sutisna bersama istrinya yang tunawicara dan anak perempuannya telah berjalan kaki selama tiga minggu dari Banyuwangi hingga Lamongan. Berdasarkan KTP, mereka beralamat di Dusun Sadang, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja. Namun, alamat tersebut sudah tenggelam akibat proyek Bendungan Jatigede sejak 2015/2016.

Baca Juga :  Hendra Ciho Siapkan Gerobak Usaha dan Modal untuk Keluarga yang Berjalan Kaki Banyuwangi-Sumedang

“Saya terakhir melihat Sutisna saat mau pindahan karena rumahnya terendam proyek Bendungan Jatigede pada 2015/2016. Namun, tidak diketahui ke mana pindahnya,” ujar Sopian Iskandar saat dikonfirmasi Tahu Ekspres, Kamis (9/1).

Ia menjelaskan, Desa Cipaku dan Desa Pakualam dulunya merupakan satu desa yang dimekarkan pada 1981. Secara silsilah, kedua desa tersebut memiliki leluhur yang sama.

“Setahu saya, keluarga Sutisna ada yang tinggal di Ujungjaya dan Cisema Jatigede. Kami siap memfasilitasi mereka karena masih satu leluhur dengan saya, masih keluarga,” kata Sopian.

Baca Juga :  Cerita Lengkap Keluarga Sutisna yang Jalan Kaki Banyuwangi-Sumedang Selama 3 Minggu

Menurutnya, keluarga Sutisna saat ini tidak memiliki rumah, sehingga pihaknya siap membangun rumah layak huni bagi mereka. “Insyaallah saya siap membangunkan rumah untuk keluarga Sutisna,” ujar Sopian.

Sebelumnya, Sutisna bersama keluarganya pergi ke Banyuwangi karena kehidupan mereka di Tangerang tidak menentu setelah pabrik tempatnya bekerja tutup.

“Tadinya mau menjenguk kakak di Banyuwangi. Saya dari Tangerang naik bus langsung ke Banyuwangi. Pas tiba di sana, ternyata kakaknya sudah merantau ke Riau,” kata Sutisna.

Ia menambahkan, rumahnya di Sumedang sebelumnya terendam proyek Bendungan Jatigede. Meskipun telah mendapatkan rumah pengganti, rumah tersebut dijual oleh kakaknya sehingga ia tidak lagi memiliki tempat tinggal di Sumedang.

Baca Juga :  Satu Keluarga yang Berjalan Kaki Banyuwangi-Sumedang Karena Tak Punya Ongkos Akhirnya Difasilitasi Bus

“Sekarang statusnya nggak punya rumah. Saya ini asli orang Sumedang. Rumah di Sumedang dulu dijual oleh kakak saya yang tinggal di Banyuwangi,” ujarnya.

Tujuan awal Sutisna ke Banyuwangi adalah untuk menanyakan masalah rumah kepada kakaknya sekaligus tinggal di sana sambil mencari pekerjaan. Namun, kini ia berencana kembali ke Sumedang untuk menemui bibinya sebelum mencoba mencari pekerjaan lagi di Tangerang.

“Saya mau ke Sumedang dulu, ke bibi. Setelah itu, rencananya mau ke Tangerang lagi untuk mencari kerja,” jelasnya.

Sementara itu, istrinya yang berasal dari Karawang juga tidak memiliki tempat tinggal, karena kedua orang tuanya sudah meninggal dan rumahnya telah hancur.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button