Supaya terhindar dari perilaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), psikolog asal Sumedang, Ayuna Haziza, menyarankan bagi pasangan suami istri (Pasutri) untuk bisa saling kenal pasangan, saling menghargai, komunikasi yang baik, saling introspeksi dan menerima segala kelebihan/kekurangan pasangan masing-masing.
Menurutnya kalau sudah berumah tangga masing-masing harus saling mengenal pasangannya. Artinya harus mengenal bagaimana tipe karakter kepribadian masing-masing sehingga tidak menimbulkan perilaku yang bisa membangkitkan atau memicu pertengkaran di dalam rumah tangga.
Kemudian lanjut Ayuna, pasangan juga harus bisa saling percaya satu sama lain, saling menghargai menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan dan menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
“Kemudian pasangan juga perlu merumuskan kembali tujuan pernikahan itu untuk apa, bahwa sebenarnya kita menikah itu untuk ibadah. Ibadah kepada Allah, sehingga ketika kita jalan tujuannya ibadah tidak akan ada keburukan didalamnya” terang Ayuna kepada Tahu Ekspres melalui pesan WhatsApp, Senin (5/2).
Kemudian ia menyarankan, sebagai upaya untuk pencegahan sebelum berumah tangga kalau kita tahu bahwa calon pasangan kita itu kasar, suka main fisik atau menyakiti secara psikologis, menurutnya jangan pernah diteruskan hubungan itu.
“Karena yang namanya mengharapkan pasangan akan berubah setelah menikah itu seperti mengharapkan air di daun talas untuk diam. Jadi susah sekali, perlu usaha agar air itu tdk bergerak kesana kemari. Begitu juga perilaku kasar seseorang. Bisa berubah, tapi akan sangat sulit dan butuh waktu yang sangat panjang dan diperlukan kesadaran dari si pelaku sendiri atau si pelaku kekerasan ini mau berubah sendiri, dan juga perlu bantuan profesional,” katanya.
Ia menjelaskan, kebanyakan mereka yang melakukan kekerasan itu tidak sadar bahwa perilaku mereka itu salah dan menyakiti orang lain.
Jadi intinya, kata Ayuna, kalau untuk tips berumah tangga supaya terhindar dari KDRT harus bisa saling kenal pasangan, saling menghargai, komunikasi yang baik, saling introspeksi, menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan masing-masing. Selanjutnya menjadikan pernikahan sebagai ladang pahala atau ladang ibadah, pengabdian kita kepada Allah SWT.
“Satu lagi yang mungkin perlu di pikirkan ya, perlu diketahui oleh pasangan kalau memang sudah tidak bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri ya kedua pasangannya tidak bisa, sebaiknya minta bantuan profesional ya,” terangnya.
Ia menyarankan untuk bisa datang ke ahli agama, bisa juga ke psikolog untuk meminta solusi atau meminta saran untuk menyelesaikan permasalahan di dalam rumah tangga.
“Jadi mereka bisa minta bantuan ahli atau profesional,” katanya.