TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumedang dari Partai Amanat Nasional (PAN), Dudi Supardi membenarkan adanya aspirasi masyarakat terkait maraknya pembangunan perumahan diatas bukit hingga persoalan sistem drainase yang dinilai semrawut.
Hal itu terungkap saat kegiatan resesnya sebagai anggota DPRD Sumedang di Desa Mangunarga Cimanggung Sumedang Jawa Barat (Jabar), Kamis (9/3/2023).
Agenda reses tersebut dilaksanakan di kediaman Asep Handiana yang merupakan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Kabupaten Sumedang dari partai PAN dan dihadiri oleh lebih dari 50 warga.
“Pada hari ini saya Reses masa Persidangan II tahun 2023 yang difasilitasi oleh Kang Asep di Desa Mangunarga dan responnya cukup bagus.
Jadi intinya, reses ini menyerap aspirasi masyarakat terkait banyaknya perumahan yang dibangun diatas kemiringan 45 derajat.
Mereka khawatir terjadi bencana longsor seperti di Cihanjuang dan banjir bandang di Sawahdadap beberapa waktu lalu. Sehingga, hasil temuan kami bisa digulirkan menjadi program di Pemerintah Daerah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Sambung Dudi, perumahan yang dibangun di atas kemiringan juga dinilai tidak tertib. Apalagi sistem drainasenya yang kurang bagus dan tak memperhatikan amdalalin. Bahkan, beberapa keluhan masyarakat itu adanya kekhawatiran akan terjadi banjir dan longsor ke wilayah yang berada di bawahnya.
“Tapi ada juga aspirasi yang menyangkut tentang sosial, termasuk pengajuan tentang bagaimana membangun masjid dan lainnya. Alhamdulillah respon dari masyarakat masih cukup baik, dan menganggap saya sebagai anggota dewan di sini,” katanya.
Selain itu, imbuh Dudi, terkait pencalonannya ke DPRD Provinsi Jabar untuk Pemilu 2024 nanti, diharapkan ada beberapa penerus Bacaleg DPRD Sumedang dari Partai PAN.
“Ya tentu saja, termasuk ini salah satunya Kang Asep yang bisa melanjutkan perjuangan saya,” ujarnya.
Sehingga, kata Dudi, kedepannya bisa lebih bersinergi dengan program-program yang ada di provinsi dan kabupaten terutama dari sisi anggaran.
Kemudian, terkait masalah sampah juga masih menjadi keluhan masyarakat karena tidak adanya TPS dan tempat pengelolaan sampah. Terlebih, dengan dipindahkannya TPS di depan Pasar Parakanmuncang jelas berdampak pada kesulitan warga membuang sampah.
“Tadi saya juga menyinggung tentang kesadaran masyarakat dalam melakukan pembersihan sampah. Dimana sampah sebelum dibuang harus dipilah terlebih dahulu, agar bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, yang tidak bisa dimanfaatkan bisa dibuang,” tandasnya. (*)