ParlemenPemerintahan

Surian ‘Anak Tiri’, Jatinangor Digadang-gadang Jadi ‘Smart City’, Adilkah untuk Rakyat Sumedang?

Sumedang – Kondisi infrastruktur di Kecamatan Surian kembali menjadi sorotan. Jalan Haurpapak yang amblas akibat longsor semakin memperjelas persoalan yang selama ini dikeluhkan warga. Sementara itu, Jatinangor terus didorong menjadi smart city. Hal ini pun menuai pertanyaan: adilkah pembangunan untuk rakyat Sumedang?

Anggota DPRD Sumedang dari Dapil 2, Heti Andorina atau yang akrab disapa Teh Cinot, ikut bersuara. Menurutnya, selama bertahun-tahun, wilayah Surian seolah menjadi ‘anak tiri’ dalam pembangunan.

“Termarginalkan, berpuluh-puluh tahun, harus dengan cara apa mengawal Surian ini? Setiap tahun didorong, dikawal, tak kunjung ada solusi,” kata Teh Cinot kepada Tahu Ekspres, Senin (17/2/2025).

Ia menuturkan bahwa dalam Musrenbang, para kepala desa di Kecamatan Surian merasa tidak diperhatikan. Bahkan, ada yang mempertanyakan apakah Surian masih bagian dari Sumedang atau tidak.

Baca Juga :  Kang Wabup Sumedang Tinjau Langsung Jalan 'Butut' di Surian yang Terputus

“Jadi dewan mendorong Pemda untuk tidak menganaktirikan Surian, terutama tentang isu-isu kewilayahan. Masalahnya cuma satu, yaitu jalan rusak, dan para kades pun mengeluh soal itu” tegasnya.

Di sisi lain, ia menyoroti perbedaan perlakuan antara Surian dan Jatinangor. Menurutnya, ketika Jatinangor terus dipoles untuk menjadi smart city, Surian justru masih berkutat dengan jalan rusak.

“Saya turun langsung ke daerah Surian, masih prihatin dengan infrastruktur jalan. Jika jalan di Surian masih saja rusak, ini bisa menjadi ironi, karena infrastruktur yang buruk bisa menghambat akses pendidikan dan aktivitas intelektual lainnya,” ujarnya.

Baca Juga :  DPRD Sumedang: Permasalahan Banjir Cimanggung Harus Ditangani Bersama BBWS dan BKSDA Jabar

Tak hanya itu, kondisi jalan yang rusak juga membuat mobilitas warga terhambat. Bahkan, menurut Teh Cinot, banyak warga yang memilih pulang dengan melintasi kabupaten lain demi mendapatkan akses jalan yang lebih baik.

“Pulang meninjau lokasi jalan amblas dari Surian sampai harus lintas kabupaten, demi keamanan dan keselamatan, hujan juga, ditakutkan jalan amblas kembali,” pungkasnya.

Sebagai informasi, seperti di kutip dalam laman resmi Pemda Sumedang sumedangkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Sumedang telah melaksanakan penandatanganan MoU dengan PT. Airawata Selaras Cipta Hati (ASECH) Indonesia dalam upaya pengembangan Smart City di Jatinangor.

Baca Juga :  DPRD Sumedang Jamin PLKB Non-ASN Bisa Ikut Seleksi PPPK dan Honorarium Tetap Aman

“MoU ini nanti akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama untuk lebih menjamin bahwa MoU ini bisa terlaksana di lapangan dengan baik,” kata Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli.

Dikutip dari laman resmi pemerintah Provinsi Jawa Barat, jabarprov.go.id, Pemerintah juga saat ini sedang mengembangkan Jatinangor City of Digital Knowledge yang berfokus pada pengembangan industri pengetahuan dari sektor manufaktur atau industri tradisional, dan menekankan pada penciptaan komunitas yang mandiri dengan literasi digital yang kuat.

Pemda Kabupaten Sumedang sendiri telah menerbitkan Peraturan Bupati yang di dalamnya sudah ada tim pengelolanya yakni jajaran Setda Sumedang dibantu oleh Gugus Tugas Kawasan Perkotaan Jatinangor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button