Pengamat Soroti Fenomena Kader Partai Daftar ke Partai Lain di Pilkada Sumedang 2024

TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Fenomena yang terbilang baru di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumedang Tahun 2024 mendapatkan perhatian khusus pengamat politik dari Lembaga Study (LS) Visi Nusantara Jawa Barat, Ade Sunarya.
Fenomena itu yakni kader partai yang notabene ingin maju di Pilkada Sumedang, selain maju di partainya, akan tetapi daftar juga dipartai lain yang membuka pendaftaran untuk Calon Bupati/Wakil Bupati Sumedang periode 2024-2029.
“Kalau menurut pendapat saya ini merupakan sebuah fenomena baru sebagai pertanda dan penanda bahwa yang bersangkutan yakni bakal Calon Bupati atau Wakil Bupati tidak merasa percaya diri walaupun telah memiliki kendaraan Partai Politik (dalam artian kader parpol).
Terasa agak kurang gentle man kalau kader sebuah parpol apalagi elit pimpinan mendaftarkan diri ke parpol lain.
Dalam sudut pandang etika politik dan pendidikan politik tentu ini kurang baik, kurang mendidik masyarakat, bahkan membuat masyarakat menjadi tidak simpati,” kata Pengamat Politik asal Sumedang Ade Sunarya, kepada Tahu Ekspres, Sabtu (11/5)
Menurutnya, ideologi dan platform Parpol sebagai jantung penggerak Parpol dalam memperjuangkan aspirasi rakyat seakan-akan menjadi tidak berfungsi optimal malahan cenderung pragmatis oportunis.
“Parpol kader ataupun Parpol massa tentu akan merasa bangga apabila ekspektasi elit pimpinan mau dan mampu hingga melahirkan pemimpin yang berkiprah baik di legislatif maupun eksekutif dari hasil gemblengan pendidikan politik di kawah candradimuka internal Parpolnya,” terang pria yang pernah menjadi Komisioner Bawaslu Sumedang tersebut.
Menurut sepengetahuan Ade, fenomena ini baru terjadi di Sumedang, lumrahnya kalau akan menjalin koalisi tentu dilakukan safari politik melalui sebuah tim kecil semacam penjajakan. Itupun lanjutnya, dengan mempertimbangkan kesamaan visi/misi serta ideologi, kesamaan sejarah, dan gerakan Parpol itu sendiri.
“Kalau metode komunikasinya terus seperti ini tentu akan mengikis semangat dan kebanggaan para kader dan simpatisan parpol terhadap perjuangan Parpol,” terangnya.
Terakhir, Ade mengatakan bilamana hal seperti demikian terjadi maka parpol akan di tinggalkan, dan masyarakat hanya menganggap partai politik hanya sebagai wadah yang disewakan.
“Kedepan Parpol akan ditinggalkan oleh kader dan simpatisan, bahkan masyarakat akan memandang terhadap Parpol hanya sebatas baju yang mudah untuk disewakan,” pungkasnya.