Gelar Malam Kadeudeuh BAAS, Perwakilan BKKBN Jabar Apresiasi Kiprah TNI dalam Penurunan Angka Stunting
TAHUEKSPRES.COM, BANDUNG- Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Malam Kadeudeuh Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di Prime Park Hotel, Kota Bandung, Jum’at (23/12/2022)
Malam Kadeudeuh BAAS merupakan malam penghargaan yang didasari keinginan mulia dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting di Jawa Barat, sehingga Jawa Barat Zero New Stunting pada 2023 dapat tercapai.
Pada kesempatan itu Perwakilan BKKBN Jawa Barat berterima kasih dan mengapresiasi kiprah Tentara Nasional Indonesia (TNI) di berbagai tingkatan dalam program percepatan penurunan stunting di Jawa Barat.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Wahidin, menyampaikan apresiasi dari BKKBN tidak lepas dari komitmen pimpinan TNI hingga unsur pembina desa untuk menjadi lebih dari sekadar urusan stunting,
Pria yang akrab disapa Ayah Wahid ini menilai TNI berperan besar dalam mendukung program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), khususnya melalui kegiatan TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan Terpadu (TMKK) yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Malam Kadeudeuh ini diharapkan dapat menghimpun komitmen mitra pembangunan untuk bersama-sama dengan pemerintah berkontribusi melalui donasi dalam rangka intervensi tatalaksana pencegahan stunting,” harap Wahidin.
Selain itu, Wahidin, mengungkapkan bahwa Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai pihak yang bersentuhan secara langsung dengan masyarakat. Sehingga Babinsa dianggap sebagai salah satu pusat informasi di Desa.
Maka, lanjut Wahidin, sangat wajar apabila dilapangan masyarakat turut bertanya mengenai stunting kepada babinsa. Termasuk menjadi pusat informasi percepatan stunting bersama tim pendamping keluarga (TPK).
Serta keberadaan Babinsa dalam penyebar luasan informasi stunting akan menjadi energi baru dalam upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Kalau TNI sudah turun tangan, biasanya penyelesaian masalah menjadi lebih mudah. Termasuk dalam program percepatan penurunan stunting ini.” ungkap Wahidin.
BAAS memberikan resonansi lebih besar setelah penyematan Duta BAAS Nasional kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam acara puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Yogyakarta, 29 Juni 2022.
“Kami mencatat, beberapa wilayah sudah melakukan kolaborasi melibatkan aparatur pemerintah/TNI/Polri dan mitra pembangunan serta lembaga zakat Baznas. Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi menggandeng Dompet Dhuafa serta Rumah Zakat Indonesia dalam tata laksana pencegahan stunting hasil dari audit kasus stunting,” Wahidin menambahkan.
Wahidin mengharapkan tujuan lebih besar yang diharapkan kedepannya, adalah guna mempersiapkan Generasi Emas 2045. Generasi yang diisi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan bersaing yang ditandai dengan kecerdasan komprehensif (produktif dan inovatif), damai dalam interaksi sosial dan berkarakter kuat, sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul.
Lebih jauh Wahidin mengungkapkan, angka prevalensi stunting Jawa Barat berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 24,5 persen. Sementara prevalensi berdasarkan e-PPGBM Provinsi Jawa Barat yang didasarkan pada Bulan Penimbangan Balita (BPB) Agustus 2022 tercatat sebesar 5,91 persen atau sebanyak 184.022 Balita.
“Mewujudkan SDM unggul, tangguh, dan berkualitas sangat memerlukan effort luar biasa dari semua pihak, tidak saja hanya dari pemerintah, namun juga dari pihak swasta, masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan media,” papar Wahidin.
TNI Mitra Strategis Percepatan Penurunan Stunting
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Eni Gustina, mengapresiasi Jawa Barat yang dianggapnya penuh inovasi dalam percepatan penurunan stunting. Eni mengaku terkejut dan terkesan BAAS mendapat sambutan hangat berbagai lapisan.
Lebih lanjut, Eni Gustina menceritakan, selama berkeliling dengan Panglima TNI, Eni menemukan hampir semua Komandan Distrik Militer (Dandim) memiliki rata-rata 10 anak asuh stunting. Di level bintara pembina desa (Babinsa), rata-rata setiap babinsa memiliki satu anak asuh.
“Ya Allah, kadang saya berpikir ini sampai sebegitunya. Orang-orang merasa ini tugas kita bersama. Kami pun demikian. Jajaran kami di BKKBN, termasuk staf saya di Kedeputian KBKR. Bahkan, ada sembilan orang patungan dan punya satu anak,” papar Eni.
Eni berharap para Danrem dan Dandim bisa melihat langsung anak asuhnya. Dengan begitu, setiap bapak asuh bisa memonitor perkembangan anak asuh masing-masing.