Identitas Mayat Misterius yang Hanyut di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap

Sumedang – Misteri identitas mayat misterius yang terlihat mengapung di aliran sungai Cipeles, bendungan Rengrang, Kecamatan Paseh dan ditemukan tewas di aliran Sungai Cipeles wilayah Godang, Desa Bugel, Kecamatan Tomo, Sumedang, akhirnya terungkap. Korban berinisial O (77) diketahui warga Desa Legok Kidul Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.
“Identitas korban berhasil diketahui pada Selasa (15/4) sekitar pukul 08.00 WIB setelah dilakukan proses identifikasi oleh Unit Identifikasi Satreskrim Polres Sumedang dan berdasarkan keterangan pihak keluarga,” kata Kasi Humas Polres Sumedang, AKP Awang Munggardijaya saat dikonfirmasi, Selasa (15/4/2025).
Menurut AKP Awang, korban yang semula tidak diketahui identitasnya, ditemukan warga dalam kondisi meninggal dunia tersangkut di ranting-ranting pohon yang hanyut di aliran sungai. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Sumedang untuk proses identifikasi pada Senin (14/4/2025).
“Dari ciri-ciri fisik yang dikenali seperti bekas luka di tangan kanan dan tahi lalat di bawah mata kiri, pihak keluarga meyakini bahwa jenazah tersebut adalah salah satu keluarganya,” jelasnya.
Korban diketahui tinggal seorang diri di rumahnya. Anak dan cucunya, rutin mengunjungi almarhum untuk mengantarkan makanan. Terakhir kali korban diketahui dalam kondisi sehat pada Sabtu (12/4).
Namun, lanjut AKP Awang, pada Senin pagi, anak korban mendapati rumah ayahnya terkunci dan berasumsi sang ayah pergi ke kebun.
“Makanan yang digantungkan di depan pintu masih utuh hingga malam hari. Setelah mencoba mengetuk dan tidak mendapat respons, anak korban akhirnya membuka paksa pintu dan tidak menemukan ayahnya di dalam rumah maupun di sekitar kebun,” terang Awang.
Khawatir, keluarga kemudian melapor ke Polsek Paseh. Keesokan harinya, ia bersama petugas dan keluarga mendatangi kamar jenazah RSUD Sumedang dan memastikan bahwa jenazah tersebut adalah ayahnya.
“Setelah dipastikan, jenazah langsung dibawa pulang oleh keluarga dan dimakamkan di tempat pemakaman umum, sekitar pukul 11.00 WIB,” ujar Awang.
AKP Awang mengatakan, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan menyatakan kejadian ini sebagai musibah.
“Keluarga membuat surat pernyataan resmi untuk menolak autopsi,” pungkasnya.