Respon KWT Gemilang soal Kedatangan 3 Menteri ke Sumedang

Sumedang – Desa Cibeureum, Sumedang, menjadi sorotan pada Rabu (15/1/2025) saat tiga menteri menghadiri Peringatan Hari Desa Nasional 2025. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, serta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait pada kegiatan tersebut turut meninjau kebun Demplot milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Gemilang.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Penjabat (PJ) Bupati Sumedang, PJ Gubernur Jawa Barat, serta Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Ketua KWT Gemilang, Ibu Dedeh, mengungkapkan rasa bangganya atas kunjungan para menteri tersebut. “Ibu-ibu anggota di sini sangat berterima kasih kepada para menteri karena sudah datang. Harapannya, kami bisa mendapat bantuan, seperti traktor, karena tanah di sini agak tandus,” ujar Dedeh saat ditemui di lokasi.
Dedeh juga menjelaskan tentang keberagaman hasil pertanian KWT Gemilang yang meliputi pangan, hortikultura, dan tanaman apotek hidup. “Di sini macam-macam, ada jagung, kacang-kacangan, tomat, sosin, dan bumbu dapur seperti cengek, jahe, kencur. Semua ditanam di pekarangan rumah anggota,” jelasnya.
Menurutnya, setiap rumah anggota mampu menghasilkan rata-rata Rp250 ribu per bulan. “Penghasilan ini dibagi, 60 persen untuk yang memelihara dan 40 persen untuk kelompok,” tambahnya. Selain itu, sistem menabung juga diterapkan untuk membantu anggota memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketua Asosiasi KWT Kabupaten Sumedang, Anisa Choeriah, turut memberikan tanggapan terkait peran KWT dalam memperkuat ketahanan pangan. “KWT adalah pilar penting dalam mendukung program pemerintah menjaga ketersediaan pangan. Mereka berperan mulai dari hulu hingga hilir, termasuk pengolahan dan pemasaran,” kata Anisa.
Ia juga memuji inovasi KWT di Sumedang yang telah mengembangkan kuliner berbasis pangan lokal seperti mocaf, hanjeli, dan sorgum. “Sumedang memiliki potensi besar dalam keanekaragaman pangan lokal. Ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tapi juga nasional,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah saat ini mencanangkan gerakan ketahanan pangan dari desa. Ia berharap pemerintah desa bisa berkolaborasi dengan KWT untuk mengidentifikasi keunggulan pangan lokal di daerah masing-masing.
Kolaborasi tersebut, katanya, bisa mencakup berbagai aspek, seperti budidaya pangan, pengolahan, hingga promosi produk unggulan desa. “Kita bisa mendorong kreasi kuliner berbasis pangan lokal unggulan desa dan memfasilitasi pemasaran digital agar produk-produk KWT menjadi unggulan desa,” katanya.
Anisa menegaskan, dengan memaksimalkan potensi pangan lokal melalui KWT, desa-desa bisa menjadi pusat ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan.