Pilkada Sumedang 2024Politik

Pemerhati : Pentingnya Sikap Egaliter Pemimpin Sumedang dan Keterbukaan Terhadap Kritik

TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Menjelang Pilkada 2024, Pengamat Pemilu dan Demokrasi Sumedang, Ade Sunarya mengatakan pemimpin yang otoriter dan anti kritik akan membuat rakyat antipati bahkan menimbulkan gelombang mosi tidak percaya bahkan berakibat pelengseran pemimpin.

“People power adalah sebuah kekuatan yang maha dahsyat. Kita mesti mengambil pelajaran dari biografi para pemimpin,” Kata Ade Sunarya saat diwawancarai Tahu Ekspres, Kamis (31/10/2024).

Ade juga menambahkan, bahwa Sumedang merupakan kota pendidikan yang membutuhkan sosok pemimpin yang demokratis dengan gaya modern dan peka terhadap keinginan rakyat.

“Sumedang merupakan kota pendidikan atau dikenal dengan smart city, tentunya butuh pemimpin yang demokratis bergaya modern yang peka terhadap keluh kesah rakyat dan menerima kritik,” tambahnya.

Baca Juga :  Ketua BEM Unsap Ingatkan Mahasiswa, Hindari Polarisasi dan Money Politik Jelang Pilkada 2024

Masyarakat mesti cerdas lanjut Ade, dan harus bersama-sama membangun budaya kritik yang konstruktif.

“Masyarakat, kaum cerdik pandai, kaum terpelajar dan segenap stakeholders mesti bersama-sama membangun budaya kritik yang konstruktif untuk menegakkan kebenaran dan keadilan,” katanya.

Dirinya juga menambahkan bahwa, salah satu yang harus jadi garda terdepan dalam mengkritik adalah mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat.

“Gerakan mahasiswa sebagai garda depan mesti menjadi penyambung lidah rakyat dalam mengkritik pemimpin, eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta tentunya menawarkan sebuah solusi yang terbaik,” ucapnya.

Baca Juga :  Partisipasi Pemilih Pilbup Sumedang Alami Penurunan

Ia juga mengatakan pemimpin mesti egaliter dengan rakyatnya, karena lahir dari representasi rakyat.

“Pemimpin dan rakyat adalah bagian integral yang terus menyatu. Maka seorang pemimpin mesti egaliter dengan rakyat yang dipimpinnya, laksana wakil rakyat lahir dari representasi rakyat, bukan sebaliknya setelah terpilih menjauhi dari rakyat,” ucap Ade.

Pemimpin yang tidak anti kritik lanjutnya, akan selalu dikenang oleh hati rakyatnya namun sebaliknya.

Baca Juga :  Tidak Didukung Kekuasaan, Irwansyah Putra Yakin Koalisi Rakyat untuk Perubahan Sumedang

“Pemimpin yang antikritik tidak akan lama dikenang dihati rakyat, sebaliknya pemimpin yang menerima kritik akan selalu dikenang bahkan hingga anak cucunya,” kata Ade.

Terakhir Ade Sunarya memberikan pandangan dalam konteks seorang muslim yang melaksanakan shalat berjamaah, mengajarkan bahwa jika pemimpin tak mampu menjalankan tugasnya, ia perlu digantikan demi kebaikan bersama.

“Sebagai seorang muslim tentu kita dapat mengimplementasikan shalat berjamaah dalam aspek kehidupan yaitu apabila imam shalat “pemimpin” telah batal maka mesti diganti, begitu pula pola hubungan antara pemimpin dan rakyat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button