Kepala BKKBN: Jawa Barat Kunci Penurun Angka Stunting Nasional
TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Jabar Stunting Summit digelar dari tanggal 14-15 Desember 2022. Dalam kesempatan tersebut dihadiri oleh beberapa menteri dan kepala kelembagaan nasional, seperti Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Serta menghadirkan beberapa Kepala Daerah di Jawa Barat, Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kabupaten/Kota, Tim Penggerak PKK, Organisasi Profesi serta pihak-pihak yang memiliki motivasi untuk mempercepat penurunan stunting di Jawa Barat bersama-sama hadir dan berdiskusi di Gedung Sate Bandung, Rabu (14/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, Jawa Barat memiliki peran penting dalam penurunan angka prevelensi stunting nasional. Sehingga apabila stunting di Jawa Barat tahun 2022 turun secara signifikan maka secara langsung berdampak secara prevelensi stunting nasional.
“Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menyebutkan prevalensi stunting Provinsi Jawa Barat adalah 24,5%,” terang Hasto saat membuka acara Jawa Barat Stunting Summit 2022.
Lebih jauh, Hasto mengapresiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berhasil menggerakan lima pilar dan delapan aksi strategis percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah dengan menggerakan seluruh Bupati dan Walikota dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Hasto menjelaskan, secara statistik setiap tahun angka kelahiran di Jawa Barat sekitar 880 ribu dengan perbandingan 1.000/16 kehamilan. Artinya, apabila dihitung dari 1.000 penduduk di Jawa Barat angka perempuan yang hamil adalah 16 orang. Sehingga diharapkan angka kelahiran tersebut dapat ditekan menjadi 1.000/12 kehamilan. Pertumbuhan penduduk seimbang akan lebih mudah mendorong kualitas hidup lebih sehat.
“ Kalau penduduk satu juta mestinya tambahan yang hamil 16 ribu. Kalau penduduknya 50 juta jadi yang hamil 800 ribu. Tapi ketika Total Fertility Rate (TFR) bisa dibuat 2,1 maka yang akan hamil 600 ribu di Jawa Barat, akan turun 200 ribu. Sebab penurunan 200 ribu ini sangat signifikan,” ujarnya.
Bonus Demografi Jawa Barat
Hasto pun menceritakan, Jawa Barat diprediksi akan lebih dahulu mendapat bonus demografi. Sementara perbandingan dependensi ratio atau rasio ketergantungan Jawa Barat akan jauh lebih panjang dari provinsi lain, sehingga hal ini menjadi keuntungan bagi Jawa Barat asal dapat memanfaatkannya dengan baik untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menguraikan, dalam menghadapi bonus demografi, ada dua hal yang harus dipersiapkan diantaranya memahami ekonomi digital dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul bebas stunting.
Dalam upaya penurunan angka stunting ini, pihaknya berusaha keras untuk menurunkan angka stunting dengan melakukan kerja tim bersama Bupati/Walikota se Jawa Barat dengan menggelar pertemuan setiap tiga bulan sekali.
“Di Jawa Barat stunting bukan urusan Dinas Kesehatan tapi semua dinas, OPDKB mengurus stunting kalau sudah urusan peradaban semua turun tangan dan kepala daerah,” kata pria yang disapa Kang Emil ini.
Kang Emil pun berterima kasih kepada BKKBN yang telah banyak membantu Jawa Barat dalam rangka percepatan penurunan stunting.