Jalan Amblas Akibatkan Akses Warga Dua Kecamatan di Sumedang Terhambat, Ini Kata Kades

Sumedang – Jalan penghubung antar dua Kecamatan Cimalaka-Cisarua Kabupaten Sumedang amblas sedalam 10 meter. Kejadian ini terjadi pada Minggu (20/4/2025) pagi dan menyebabkan akses utama warga terhambat.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di Dusun Sukamantri, RT 02 RW 08, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka. Jalan yang amblas tersebut merupakan penghubung antara Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka dengan Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua.
Akibatnya, seluruh aktivitas warga lumpuh, termasuk kegiatan ekonomi dan pendidikan.
“Jalan ini akses utama warga kami. Sekarang benar-benar tidak bisa dilewati. Perputaran ekonomi terganggu, anak-anak yang mau ke sekolah juga kesulitan karena jalan alternatif pun ikut terputus. Warga terpaksa harus memutar arah dengan jarak yang jauh,” kata Kepala Desa Cibeureum Wetan, Yuyu Andayu saat diwawancarai Tahu Ekspres, Minggu (20/4/2025).
Yuyu mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah daerah. Ia berharap perbaikan segera dilakukan oleh dinas terkait.
“Saya selaku kepala desa dan atas nama masyarakat Desa Cibeureum Wetan memohon kepada Bapak Bupati dan Bapak Gubernur Jawa Barat agar segera melakukan perbaikan. Supaya jalur ekonomi dan pendidikan bisa kembali normal, dan akses jalan antar desa dan kecamatan bisa kembali lancar,” ucap Yuyu.
Jalan tersebut, lanjut Yuyu, bukan hanya sekedar penghubung jalan antara Dusun ataupun Desa, namun adalah jalan warga penghubung dua kecamatan.
“Bukan hanya penghubung Dusun Sukamulya dan Dusun Sukamantri, tapi sebagai penghubung antar Kecamatan Cimalaka dan Cisarua,” tegas Yuyu.
Sebagai solusi alternatif sementara, lanjut Yuyu, pihaknya hanya bisa membuat jalan alternatif untuk pejalan kaki.
“Kami bersama pak Camat, Babinsa, Babinkamtibmas, BPD dan masyarakat hanya bisa membuat jalan alternatif untuk pejalan kaki aja, itupun masih beresiko takut ada longsor susulan, cuma untuk kendaraan roda 2 dan roda 4 jalan nya harus berputar,” ujarnya.
Terakhir, ia juga mengatakan prioritas utama pejalan kaki yaitu siswa SD yang hendak menggunakan akses jalan tersebut ke sekolah.
“Jarak dari lokasi ke sekolah SD, kurang lebih 1 kilometer, dan anak sekolah SD ada 25 siswa,” pungkasnya.