Banjir Cimanggung, Pemda Sumedang Gerak Cepat Dirikan Posko Darurat

Sumedang – Banjir yang terjadi di Kecamatan Cimanggung akibat luapan Sungai Cimande mendorong Pemkab Sumedang untuk segera mengambil tindakan cepat dan terukur dalam penanganannya.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah merancang strategi yang komprehensif untuk menangani banjir ini.
“Pemda Kabupaten Sumedang telah melakukan konsep dan langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,” ujar Dony dalam keterangannya, Sabtu (15/3/2025).
Sebagai langkah awal, Pemkab Sumedang telah mendirikan Posko Tanggap Darurat di depan Puskesmas Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung. Status tanggap darurat ini berlaku selama tujuh hari ke depan. Dinas Sosial juga telah mengirimkan Dapur Umum ke Kantor Kecamatan Cimanggung untuk membantu masyarakat terdampak.
Selain itu, upaya pengerukan sedimentasi di bawah jembatan Pangsor akan dimulai besok. Pengerukan ini akan dilakukan dengan menggunakan berbagai alat berat dan melibatkan ratusan personel.
“Besok pengerukan akan menggunakan 1 unit backhoe spider, 1 unit backhoe, 3 dump truck, dan melibatkan kurang lebih 200 personel,” ungkapnya.
Selanjutnya, pemerintah daerah akan melakukan normalisasi Sungai Cimande sepanjang 3 kilometer serta memperbaiki tanggul yang jebol, dengan pengerjaan yang dimulai pada hari yang sama.
Selain langkah darurat, Pemkab juga telah menyiapkan rencana jangka menengah dan panjang. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah perbaikan sistem drainase serta penataan bantaran sungai guna mencegah alih fungsi lahan yang dapat memperburuk kondisi banjir.
“Kita akan melakukan reboisasi di daerah aliran sungai. Kami juga akan lakukan pelebaran sungai di titik-titik kritis yang sering meluap. Selain itu, pembersihan sampah di aliran sungai dan pembuatan regulasi ketat terkait pembuangan limbah,” kata Dony.
Optimalisasi sistem drainase turut menjadi perhatian, termasuk pembangunan drainase di daerah rawan banjir serta pengadaan sumur resapan di kawasan permukiman. Pemda juga akan memperkuat bantaran sungai dengan pemasangan bronjong serta pembangunan tanggul penahan banjir di wilayah padat penduduk.
Selain infrastruktur, edukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan terhadap bencana banjir juga menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Penting juga memberi edukasi kepada masyarakat agar peduli lingkungan dan siap siaga terhadap bahaya banjir dan penanganannya,” tambahnya.
Pada tahap jangka menengah, rehabilitasi daerah aliran sungai, revitalisasi infrastruktur pengendali banjir, serta penyesuaian tata ruang di wilayah rawan banjir akan dilaksanakan secara bertahap.
Sementara itu, untuk jangka panjang, Pemkab Sumedang berencana membangun infrastruktur pengendali banjir berbasis teknologi, memperkuat regulasi, serta menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan akademisi.
“Kita juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dengan cara melakukan pemantauan rutin terhadap Sungai Cimande. Lalu menerapkan sistem peringatan dini berbasis teknologi untuk mendeteksi potensi banjir dan melakukan audit terhadap kebijakan yang telah diterapkan,” jelasnya.
Dony menekankan bahwa penanganan banjir di Cimanggung membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Dengan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, akademisi dan sektor swasta, bencana banjir dapat dikendalikan secara efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.