Kapan Lebaran 2023? Ini Penjelasan Muhammadiyah Sumedang
TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Penentuan awal Ramadhan dan Hari Idul Fitri (Lebaran) di Indonesia memang selalu dinantikan oleh umat Islam, termasuk oleh warga Muhammadiyah. Merujuk pada Hasil Hisab Majelis Tajrih dan Tajrid Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Lebaran akan jatuh pada, Jum’at 21 April 2023 Masehi.
Berdasarkan Keputusan dari PP Muhammadiyah, Warga Muhammadiyah di Sumedang juga akan merayakan Lebaran pada Jum’at 21 April 2023.
Menurut Sekretaris Pengurus Cabang Muhammadiyah Cimalaka Sumedang, Ismail Farid, seluruh warga Muhammadiyah Sumedang mengikuti penetapan yang sesuai dengan arahan Pengurus Muhammadiyah Sumedang.
“Pengurus Pusat Muhammadiyah menetapkan Lebaran jatuh pada hari Kamis 21 April 2023, sesuai keputusan Pimpinan Pusat melalui bidang Tajrih dan Tadjid. begitupun warga Muhammadiyah Sumedang, mengikuti penetapan yang sesuai dengan arahan dari pimpinan pusat tersebut,” ujar nya saat dihubungi melalui surel pada Selasa (11/04/023)
Lebih lanjut, Pria yang akrab disapa Ima menjelaskan, bahwa Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal dalam menentukan awal Ramadhan dan Lebaran. Metode ini mengacu pada kedudukan atau perjalanan faktual Bulan di langit.
“metode hisab yang digunakan Muhammadiyah mengacu pada gerak faktual Bulan di langit sehingga bermula dan berakhirnya bulan kamariah berdasarkan pada kedudukan atau perjalanan Bulan. Metode hisab ini dikenal dengan hisab hakiki,” jelas nya
Dalam metode hisab hakiki, Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, yakni Matahari terbenam lebih dulu daripada Bulan walaupun hanya selang satu menit atau kurang. Ide ini dicetuskan oleh pakar falak Muhammadiyah, Wardan Diponingrat.
Imas Menjelaskan, dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah, metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal menjadikan bulan Kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat Matahari terbenam terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.
Adapun, lanjut Ima, syarat yang dimaksud adalah telah terjadi Ijtmak sebelum Matahari terbenam, dan saat Matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk. Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan akan digenapkan menjadi 30 hari sehingga bulan baru dimulai lusa.
“perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran Bulan dan Matahari menurut hisab ini bersifat sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya berdasarkan Bulan dan Matahari pada saat itu,” jelas Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perguruan Beladiri Tapak Suci Sumedang ini.
Ima menuturkan, bagi Muhammadiyah apabila posisi Bulan sudah berada di atas ufuk pada saat Matahari terbenam di seluruh Indonesia, berapapun tingginya meskipun hanya 0.1° maka keesokan harinya sudah masuk bulan baru dalam Tahun Hijriyah.
Adapun dalam pelaksanaan Sholat Ied 1 Syawal 1444 Hijriah, Warga Muhammadiyah Sumedang akan melaksanakan sholat Ied dihalaman Pusat Pemerintah Sumedang (PPS).