AgamaNasionalPemerintahanPendidikan

Indonesia Gelap, Akan Terang Dengan Islam

WOleh : Rianny Puspitasari

Pendidik

Indonesia Gelap. Topik ini masih ramai diperbincangkan karena menggambarkan kondisi negeri yang semakin kacau dan rakyat yang menjadi korban. Tagar ‘Indonesia Gelap’ ini ramai di media sosial hingga akhirnya menggerakkan mahasiswa untuk melakukan demo besar-besaran di berbagai wilayah di Indonesia. Semenjak tanggal 17 Februari 2025 dan beberapa hari berikutnya, mahasiswa dari berbagai kampus di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Medan, Mataram, Banjarmasin, Makassar, Samarinda dan lain-lain turun ke jalan.

Aksi mahasiswa di Jakarta dimotori oleh BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa), mereka melakukan longmarch dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini menuju kawasan Patung Kuda, Medan Merdeka Barat. Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi tersebut. Ada 13 tuntutan utama dari aksi ini, yaitu:

1. Pendidikan Gratis, Ilmiah, dan Demokratis

2. Reforma Agraria Sejati

3. Tolak Revisi UU Minerba

4. Hapus Dwifungsi ABRI

5. Sahkan RUU Masyarakat Adat

6. Cabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025

7. Evaluasi Total Program MBG

8. Realisasikan Anggaran Tunjangan Kinerja Dosen

9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Perampasan Aset

10. Tolak Revisi UU TNI, Polri, dan Kejaksaan

11. Efisiensi dan Rombak Kabinet

12. Tolak Revisi Tata Tertib DPR

13. Reformasi Kepolisian

(liputan6.com, 18/02/25)

Arah Gerak Mahasiswa

Aksi ini tentu menyita perhatian publik. Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk protes terhadap berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Mahasiswa demonstran menjadikan simbol Garuda berlatar hitam untuk menggambarkan keprihatinan mendalam terhadap kondisi bangsa yang semakin jauh dari cita-cita kemakmuran dan keadilan sosial.

Bergeraknya mahasiswa dilandasi karena kekecewaan terhadap rezim yang baru bekerja 100 hari namun sudah banyak mengeluarkan kebijakan yang menzalimi rakyat. Tentu kita apresiasi kepedulian mahasiswa yang ingin menjalankan perannya sebagai agent of change, social control, dan guardian of value. Menggeliatnya aksi mahasiswa harus kita respon positif sebagai langkah awal perbaikan kondisi umat.

Namun demikian, perlu kita cermati ke arah mana aktivisme mahasiswa ini? apakah ke arah ganti kebijakan, ganti rezim, atau ganti sistem?

Belajar dari gerakan Reformasi 1998 yang menjadi salah satu peristiwa besar bagi rakyat Indonesia. Aksi mahasiswa saat itu berhasil menggulingkan rezim Orde Baru. Namun, ternyata rezim baru yang memerintah pada orde Reformasi tidak lebih baik dari Orde Baru. Setelah Reformasi, kesejahteraan yang diimpikan tidak kunjung terwujud, bahkan korupsi makin merajalela. Degradasi kondisi negara ini terus berlanjut hingga sekarang.

Pergantian kebijakan dan rezim telah berulang kali dilakukan, namun hasilnya hanya tambal sulam kebijakan yang tidak menyelesaikan masalah, bahkan kondisi negara semakin memburuk. Korupsi bertambah parah, kemiskinan terus menghantui, utang negara kian menggunung, kesejahteraan makin sulit diraih, politik oportunistis, kualitas generasi mencemaskan, dan institusi keluarga makin rapuh.

Semua ini menjadi bukti bahwa rakyat bukan hanya membutuhkan perubahan kebijakan dan rezim, tetapi perlu perubahan sistemis dari kapitalisme yang telah terbukti gagal dan merusak. Namun, perubahan ini tidak akan terwujud selama demokrasi masih menjadi spirit aksi mahasiswa. Selama sistem kehidupan yang melingkupi tetap sistem sekuler demokrasi kapitalisme, maka tidak akan terwujud perubahan hakiki.

Sesungguhnya penyebab dasar kacaunya kehidupan umat baik nasional maupun global adalah penerapan sistem hidup yang salah. Sekuler-Kapitalisme yang senantiasa menjadikan materi sebagai dasar dan tujuan segala sesuatu membuat kesenjangan sosial dan keserakahan akut. Sebagian kelompok yang memiliki kekuatan harta dan kekuasaan menghalalkan penindasan terhadap kelompok lain (baca: rakyat) yang lemah. Oleh karena itu, tidak heran jika kemerosotan dan berbagai masalah terus terjadi. Hal ini akan terus berulang dan bisa jadi semakin parah bak lingkaran setan jika tidak diputus dan diganti akarnya.

Islam Adalah Cahaya

Setelah kita mengetahui penyakit dasar dari bobroknya kehidupan saat ini adalah karena penerapan sistem hidup yang salah, maka berikutnya adalah mencari obat yang tepat. Islam, merupakan salah satu sistem hidup yang memiliki aturan sempurna dan komprehensif. Kebenaran Islam terjamin karena aturannya dibuat langsung oleh Sang Pencipta manusia dan alam semesta. Maka jika Islam diterapkan secara kafah dalam kehidupan manusia oleh sebuah institusi yang sesuai dengan panduan Islam, maka akan mampu menyelesaikan problematika umat yang saat ini terjadi hampir di seluruh lini kehidupan.

Selain itu, Islam dipastikan mampu membawa umat pada keselamatan dan kesejahteraan karena telah terbukti selama 1300 tahun menaungi dunia dengan cahaya. Dimulai dari penerapan syariat Allah oleh Rasulullah saw. di Madinah, kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin, berikutnya berturut-turut diterapkan oleh kekhilafahan Umayyah, Abassiyah dan Utsmaniyah. Selama masa penerapannya, lebih banyak tinta emas yang menggoreskan sejarahnya dalam mengurusi rakyat, bukan hanya muslim, tapi juga non-muslim.

Mahasiswa adalah lokomotif perubahan. Mereka adalah pihak yang mempunyai potensi untuk mudah memahami Islam sebagai sebuah ideologi, juga pihak yang paling besar dalam menanggung beban peradaban. Seandainya mahasiswa yang paham dengan Islam kemudian bergerak dan mengawal umat pada perubahan menuju penerapan Islam kafah, betapa akan luar biasa hasilnya. Semoga geliat mahasiswa saat ini tidak lagi hanya menggaungkan solusi parsial, tetapi mengarahkan pada solusi mengakar. Sehingga rakyat bisa keluar dari karut marut kehidupan dan beralih pada kehidupan yang terang benderang, selamat di dunia dan akhirat.

Wallahu ‘alam bisshawwab.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button