Uncategorized

Anak Bahagia Dalam Dekapan Sistem Islam

Anak Bahagia Dalam Dekapan Sistem Islam

Oleh : Rianny Puspitasari
(Pendidik)
 
“Listen to the future. Stand up for children’s rights.”

Kalimat ini adalah tema yang diusung tahun ini dalam peringatan Hari Anak Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 20 November. Berawal dari kepedulian terhadap anak-anak yang disadari memiliki peran di masa mendatang, badan khusus di bawah PBB yang fokus dalam pemenuhan hak-hak anak dan wanita yakni UNICEF, terus berupaya dalam memprogandakan untuk melindungi hak anak tanpa diskriminasi. Setiap tahun selebrasi pada hari tersebut terus dilakukan, namun sayangnya nasib anak di dunia terus mengalami penderitaan.

Paradoks Narasi vs Realita

PBB mencatat pada tahun 2023, 30 juta lebih anak di 15 negara menderita wasting atau malnutrisi akut dan 8 juta anak kekurangan gizi. Selain itu, diperkirakan 774 juta anak atau sepertiga populasi anak global hidup dengan dampak ganda yaitu kemiskinan dan risiko iklim yang tinggi. (muslimahnews.net, 21/11/2024). Tentu ini sangat memprihatinkan. Apalagi jika kita tengok bagaimana kondisi anak-anak di Palestina yang menjadi korban kebiadaban Zionis. Hak-hak mereka begitu nyata dikhianati. Hak untuk hidup, hak mengenyam pendidikan, hak memperoleh layanan kesehatan, hak menikmati hidup yang layak dan hak-hak lainnya tercerabut di hadapan mata kita.

Setahun lebih sudah mereka mengalami serangan brutal dari penjajah Yahudi yang menyebabkan mereka kehilangan segalanya. Kehilangan orang tua, kehilangan tempat bermain, kehilangan kesempatan mendapatkan kehidupan yang damai. Namun ironisnya, mayoritas dunia menutup mata dan larut dalam perayaan Hari Anak Sedunia. Begitu banyak angka yang dilaporkan mengenai anak yang meregang nyawa di tengah kebiadaban Zionis. Anak yang kehilangan orang tua pun sudah tidak bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki kita. Hal ini menegaskan bahwa anak-anak di dunia, khususnya di Palestina tidak sedang baik-baik saja.

Baca Juga :  Ruang Belajar SDN Citepok Direhab, DPRD Sumedang Dorong Peningkatan Infrastruktur Sekolah

Kepentingan Ekonomi di Atas Kepedulian Nasib Anak

Pemimpin umat Islam saat ini lebih banyak diam dan bersikap pasif atas apa yang menimpa generasi masa depan Palestina. Mereka yang sedikit berani pun, paling hanya sekedar melontarkan kecaman yang tidak bisa menjadi ancaman bagi kaum penjajah Yahudi.

Tema hari anak di atas hanya menjadi jargon kosong tak bermakna di tengah ancaman kelaparan dan malanutrisi yang menghantui anak-anak Palestina dan anak-anak di negara konflik juga di wilayah yang rentan dengan krisis kemanusiaan dan kemiskinan. Sistem ekonomi kapitalisme global telah berkontribusi pada ketimpangan distribusi pangan dan sumber daya yang menyebabkan kelaparan di berbagai belahan dunia.

Kelaparan dan malanutrisi jelas berkaitan dengan pangan sebagai komoditas yang dibutuhkan setiap negara. Dalam kapitalisme, pangan menjadi komoditas yang diperdagangkan di pasar global. Meskipun dunia menghasilkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan semua orang, penerapan kapitalisme menjadikan distribusinya tidak merata karena didorong oleh mekanisme pasar (liberalisasi) yang sering kali mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat miskin atau mereka yang berada di daerah konflik.

Baca Juga :  Karang Taruna Desa Cipanas Bersihkan Jalan dan Tinjau Rumah Ambruk Akibat Hujan Deras

Kapitalisme global adalah penyebab utama yang membuat anak-anak menderita. Konflik perang akan terus ‘dipelihara’ agar negara-negara adidaya dan korporasi global bisa mengontrol pasokan pangan sehingga negara-negara miskin atau berkembang terjebak dalam ketergantungan pangan, bahkan mengalami krisis pangan akibat harga yang fluktuatif. 

Selama sistem hidup ini terus diterapkan, pemenuhan hak-hak anak hanyalah ilusi. Karena kapitalisme hanya peduli pada keuntungan, kepentingan dan kebebasan individu.

Sistem Islam Adalah Solusi

Bagi negara Islam anak adalah aset yang harus dijaga hak hidupnya, pendidikan, kesehatan, keamanan, kesejahteraan dan keselamatannya. Mengapa demikian? Karena anak adalah calon generasi penerus peradaban. Oleh karena itu, Islam akan memberi perhatian penuh dalam mengawal tumbuh kembang mereka dengan sebaik-baiknya.

Negara tidak akan mengabaikan pemenuhan hak dasar anak seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Islam dengan kekuatan institusinya akan menghilangkan segala bentuk penjajahan. Adapun dalam pemenuhan kebutuhan dan hak-hak anak Islam menerapkan beberapa prinsip sebagai berikut:

Baca Juga :  Pelatihan Pemeriksa Pajak, Langkah Pemkab Sumedang untuk Tingkatkan PAD

Pertama, negara Islam memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah sehingga akan mampu memenuhi menjamin kesejahteraan dan kemanan anak.

Kedua, negara Islam akan melindungi anak-anak dari berbagai ancaman. Pemimpin negara Islam tidak akan ragu mengirim tentaranya demi menjaga keselamatan warga negara—termasuk anak—didalamnya.

Ketiga, negara Islam akan melindungi kehormatan kaum muslim di seluruh negeri Islam sehingga tidak akan membiarkan penjajahan Barat ataupun konflik antar muslim terjadi.

Hadirnya pemimpin Islam yang biasa disebut Khalifah akan mampu menyelamatkan umat muslim dan non-muslim dari penderitaan dan penjajahan. Khalifah pun akan menjadi yang terdepan dalam menghadapi serangan Barat dan sekutunya semisal Zionis Israel. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

“Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai yang orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, hanya di bawah naungan sistem Islam-lah anak-anak akan terpenuhi hak-hak dasarnya sehingga mereka akan Bahagia, dan kelak menjadi penerus peradaban gemilang.
Wallahu ‘alam bisshawwab.
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button