TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Geopark merupakan sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka. Termasuk mengandung nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di dalamnya. Terlebih,
masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam tersebut.
Kini, di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) terdapat Geopark Lembah Cisaar tepatnya berada di Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo. Diketahui, Lembah ini berada dekat dengan perbatasan Kabupaten Sumedang-Majalengka.
Geopark Lembah Cisaar merupakan wilayah potensi fosil vertebrata yang melimpah, terdapat berbagai fosil yang di temukan antara lain fosil gading gajah, kura-kura, gigi buaya, banteng, babi, rusa, dan gigi hiu.
Fosil-fosil tersebut ditemukan mulai dari permukaan maupun masih tertanam dalam batuan, temuan fosil di Lembah Cisaar di awali pada tahun 2004 silam berupa rahang stegodon yang ditemukan oleh peneliti dari ITB dan seorang peneliti dari Jerman, DR. Cristien.
Selain fosil vertebrata, ditemukan juga alat batu atau artefak. Sehingga, Lembah Cisaar menjadi salah satu lokasi situs pleistosen di Jawa Barat yang memiliki potensi dalam penelitian lingkungan purba.
Banyaknya temuan fosil di Lembah Cisaar, menghasilkan banyak penelitian yang dilakukan, diantaranya oleh Disparbudpora Sumedang, Balai Arkeologi Bandung, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Museum Geologi, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).
Bahkan, penelitian tersebut menghasilkan temuan berbagai pecahan dan fragmen Fosil, yakni gading gajah pada tahun 2019 lalu oleh museum Geologi dan Fosil tempurung Kura-kura pada tahun 2022 hasil kerjasama antara Disbudparpora Sumedang, Balai Arkeologi Bandung, BRIN dan Museum Geologi, Badan Geologi KESDM.
Lingkungan pembentuk Lembah Cisaar pada masa lalu sedikitnya terbagi menjadi tiga lingkungan pengendapan, yaitu lingkungan laut dangkal, Lingkungan estuarin, dan lingkungan pengendapan sungai menganyam.
Kemudian, ciri bagian bawah, tengah dan atas dari suatu lingkungan estuarin dijumpai di Lembah Cisaar ini sebagai bukti pernah ada proses regresi atau susut laut di masa lalu dicirikan dengan adanya temuan fosil moluska.
Diantaranya, moluska laut, moluska air tawar dan spicula echinodermata. Fosil tersebut ditemukan pada batuan sedimen yang tersingkap di sepanjang Lembah Cisaar berumur Pliosen-Pleistosen atau suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu.
Sementara itu, Tim Advisor Geopark Lembah Cisaar yang juga Guru Besar ITB Prof. Dr. Ir. Deni Juanda menyatakan, daerah yang sudah menjadi geopark harus bisa mencapai masyarakat yang terdidik dan sehat. Kemudian lingkungannya terjaga, dan ekonomi yang meningkat.
“Ada tiga hal yang ada pada geopark yakni geodiversity, biodiversity dan cultural diversity dengan tema pembangunannya. Nanti di daerah yang sudah menjadi geopark harus bisa mencapai masyarakat yang terdidik dan sehat kemudian lingkungannya terjaga dan ekonominya cenderung meningkat,” tukasnya.
Hal senada disampaikan Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, bahwa dengan telah diluncurkannya Geopark Lembah Cisaar dinilai akan meningkatkan daya saing dan daya tarik Kabupaten Sumedang.
“Tentu saja dengan telah di launching geopark belum lama ini, kesejahteraan masyarakat Sumedang dipastikan bisa meningkat signifikan kedepannya,” ujar Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, Kamis (28/3/2024). (*)