Destana Pamulihan Dikukuhkan, Begini Pesan Bupati Sumedang
TAHUEKSPRES, SUMEDANG – Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir secara resmi mengukuhkan 50 anggota Desa Tangguh Bencana (Destana) dari 11 desa yang ada di Kecamatan Pamulihan Sumedang Jawa Barat (Jabar), Jum’at (2/12/2022).
Hal itu dibenarkan, plt. Camat Pamulihan, Ai Sopiah, yang turut hadir pada acara tersebut.
“Pelatihan dan Pengukuhan Destana se-Kecamatan Pamulihan yang dilaksanakan di Desa Cigendel di ikuti 50 peserta,” katanya.
Adapun menurut Ai, ada 4 desa dari 11 desa di Kecamatan Pamulihan yang rawan bencana. Yakni, Desa Cigendel, Desa Cimarias, Desa Cinanggerang dan Desa Cijeruk.
Pengukuhan yang berlangsung di Aula Kantor Desa Cigendel tersebut ditandai dengan pemakaian baju dan topi kepada perwakilan anggota Destana oleh Bupati Dony Ahmad Munir.
Kalak BPBD Sumedang, Atang Sutarno menyampaikan, pembentukan dan pengukuhan anggota Destana dimaksudkan untuk memperkenalkan program Destana kepada pemangku kepentingan di tingkat desa untuk selanjutnya bekerja sama dalam penanggulangan serta pengurangan risiko bencana.
“Semua ini tiada lain dalam rangka mendukung kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana di Kabupaten Sumedang. Secara sepakat warga Pemulihan ingin bersama-sama siap siaga hadapi bencana,” ujarnya.
Di kesempatan itu, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyampaikan,
pengukuhan Destana merupakan ikhtiar pemerintah dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi bencana.
Menurutnya, kontur tanah di Sumedang berbukit-bukit sehingga rawan bencana banjir dan tanah longsor, ditambah curah hujan yang sangat tinggi.
“Untuk ikhtiar batinnya tentunya kita terus berdoa dan ikhtiar lahirnya kita coba siapkan kegotongroyongan masyarakat dengan dibekali ilmunya untuk bersama-sama mengatasi bencana. Mulai dari Kades, RW sampai RT supaya mengetahui tempat rawan bencana dan menginformasikannya kepada warga,” jelasnya.
Dikatakan Bupati, ikhtiar lainnya adalah bekerja sama dengan perusahaan IOVU asal Indonesia di Finlandia dalam penggunaan alarm satelit yang mendeteksi pergerakan tanah untuk mencegah longsor.
“Kami meminta kepada IOVU agar Sumedang dijadikan pilot project alat deteksi longsor. Alat ini akan dikembangkan di Cadas Pangeran sehingga masuk radar untuk diinfokan kepada publik,” tutupnya. (*)